Andradogi dan Pedagogi

by 02.56 0 komentar

Berikut saya lampirkan resume Andradogi dan Pedadogi sebagai salah satu materi Psikologi Pendidikan untuk memenuhi tugas mata kuliah Psikologi Pendidikan.

Andradogi dan Pedagogi


        I.            Pengertian

                Andradogi adalah teori belajar yang dikembangkan untuk kebutuhan khusus orang dewasa. Andradogi berlaku bagi segala bentuk pembelajaran orang dewasa dan telah digunakan secara luas dalam rancangan program peatihan organisasi, khususnya untuk keterampilan lunak (soft skill). Dengan demikian aplikasi andradogi berlaku di ruang-ruang kursus, pelatihan, pembekalan, dan lain-lain.  Knowles (1984) memberikan contoh penerapan prinsip-prinsip andradogi dengan desain pelatihan berikut ini :

a.       Ada kebutuhan untuk menjelaskan mengapa hal-hal tertentu yang diajarkan.

b.      Pengajaran harus berorientasi pada tugas yang bermakna, bukan menghafal. Kegiatan belajar harus berada dalam konteks tugas umum yang akan dilakukan.

c.       Pengajaran harus mempertimbangkan berbagai latar belakang yang berbeda dari peserta didik, bahan belajar dan kegiatan harus memungkinan berbagai tingkat atau jenis pengalaman sebelumnya.

d.      Pengajaran memungkinkan pembelajar menemukan hal-hal untuk diri mereka sendiri, memberikan bimbingan dan bantuan ketika ada kesalahan yang dibuat.

                Asumsi-asumsi Knowles bagi pembelajaran orang dewasa :

a.       Kebutuhan untuk tahu. Peserta didik perlu mengetahui mengapa mereka harus mempelajari sesuatu sebelum melakukan untuk mempelajarinya.

b.      Konsep diri. Peserta didik harus bertanggung jawab atas keputusan mereka sendiri dan harus diperlakukan sebagai diri pribadi yang mampu menentukan arah dirinya.

c.       Peran pengalaman belajar. Peserta didik memiliki berbagai pengalamn hidup yang erupakan sumber baginya untuk belajar. Namun, pengalaman ini diilhami dengan bias dan prasangka.

d.      Kesiapan untuk belajar. Peserta didik siap untuk belajar hal-hal yang perlu mereka ketahui agar dapar mengatasinya secara efektif.

e.      Orientasi belajar. Peserta didik termotivasi untuk belajar apabila mereka merasa bahwa materi yang dipelajari akan membantu mereka untuk menjalankan tugas-tugas yang dihadapinya.

                                Pedagogi adalah orang dewasa yang mandiri dan mengharapkan untuk mengambil tanggung jawab atas keputusannya sendiri. Program pembelajaran orang dewasa harus mangakomodasi aspek fundamental, yang berbeda dengan pembelajaran bagi anak-anak.



      II.            Perbedaan Andradogi dan Pedagogi

                Malcolms S. Knowles (1970) membedakan kedua disiplin ilmu andradogi dan pedagogi sebagai berikut :

No
Andradogi
Pedagogi
1
Pembelajar disebut “peserta didik” atau “warga belajar”
Pembelajar disebut “siswa” atau “anak didik”
2
Gaya belajar independen
Gaya belajar dependen
3
Tujuan fleksibel
Tujuan ditentukan sebelumnya
4
Diasumsikan bahwa peserta didik memiliki pengalaman untuk berkontribusi
Diasumsikan bahwa siswa tidak berpengalaman atau kurang informasi
5
Menggunakan metode pelatihan aktif
Metode pelatihan pasif, seperti metode kuliah/ceramah
6
Pembelajar mempengaruhi waktu dan kecepatan
Guru mengontrol waktu dan kecepatan.
7
Keterlibatan atau kontribusi peserta sangat penting
Peserta berkontribusi sedikit pengalaman
8
Belajar terpusat pada masalah kehidupan nyata
Belajar berpusat pada isi atau pengetahuan teoritis
9
Peserta diangap sebagai seumberdaya utama untuk ide dan contoh
Guru sebagai sumber utama yang memberikan ide-ide contoh.



                Malcom S. Knowles secara lebih rinci menyajikan asumsi dan proses pedadogi untuk dibedakan dengan andradogi. Asumsi dan proses dimaksud disajikan berikut ini :


Asumsi Pedadogi
Asumsi Andradogi
1.       Konsep diri
Ketergantungan.
Peningkatan arah-diri atau kemandirian.
2.       Pengalaman
Berharga kecil.
Pelajar merupakan sumber daya yang kaya untuk belajar.
3.       Kesiapan
Tugas perkembangan : tekanan sosial.
Tugas perkembangan : peran sosial.
4.       Perspektif waktu
Aplikasi ditunda.
Kecepatan aplikasi.
5.       Orientasi untuk belajar
Berpusat pada substansi mata pelajaran.
Berpusat pada masalah.
6.       Iklim belajar
Berorientasi otoritas, resmi, dan kompetitif.
Mutualitas/pemberian pertolongan, rasa hormat, kolaborasi, dan informal.
7.       Perencanaan
Oleh guru.
Reksa (mutual) diagnosis diri.
8.       Perumusan tujuan
Oleh guru.
Reksa negoisasi.
9.       Desain
Logika materi pelajaran, unit konten.
Diurutkan dalam hal kesiapan unit masalah.
10.   Kegiatan
Teknik pelayanan.
Teknik pengalaman (penyelidikan).
11.   Evaluasi
Oleh guru.
Reksa diagnosis-kebutuhan dan reksa program pengukuran.


Unknown

Developer

Cras justo odio, dapibus ac facilisis in, egestas eget quam. Curabitur blandit tempus porttitor. Vivamus sagittis lacus vel augue laoreet rutrum faucibus dolor auctor.

0 komentar:

Posting Komentar